Semua orang
berhak membela dirinya sendiri!
Dulu aku
kenal kamu, kita sama-sama seneng sama-sama susah. Sebates teman akrab bahkan
akrab sekali. Kita seatap dan seperjuangan dalam merantau. Pernahkan aku
menyakitimu duhai kawan kesayanganku? Pernahkah aku membuatmu luka bahkan
sampai mungkin kamu menyimpan dendam tak terlampiaskan untukk
kesalahanku?pernahkah sedikit saja aku membuatmu susah? Aku tau pembelaanmu
dengan berkata
“tentu pernah
kawan, kamu jangan belagak menentangku!”
Astaga Tuhan,
demi apapun aku minta maaf padamu jika seperti itu keadaannya. Sampai tiba
dikala kamu menjadi pelajaran terbaik atas pertemanan dan bagaimana berkawan
denganmu. Tiba kalanya saat aku mengetahui bahwa apa itu sebenarnya manusia?
sampai tiba kalanya aku pahami apa itu kodrat orang lain. Sampai tiba saatnya
aku telaah lebih jauh lagi bahwa sebenarnya menurutmu kebaikan harus kamu tutup
rapat-rapat.
Ya andai saja
boleh kukatakan bahwa kamu yang menang. Kamu sudah memenangkan semuanya. Sudah
dan bahkan entah apalah itu kebaikan. Hanya bertahan waktu, hanya bertahan
perlu.
Oh kawan
baikku, bawalah semua yang kau perlu. Bawalah semua yang bisa kau anggap itu
milikmu. Bawalah satu persatu sesuatu yang tidak pernah milikku. Bawalah
segalanya dariku,apapun itu asal…….
Jangan kau
meminta kembalikan sesuatu yang kau ajarkan. Bahwasanya bertindak sesukamu pun
aku mau. Aku senang sekali bahkan akan kupertahankan sesuatu itu, ketamakan
atas merasa tak bersalahmu. Kepuasan atas apa yang telah kulakukan, semuanya
itu semuanya ajaranmu. Jangan kamu hindari resikomu, aku hanya membuat
pertahanan untuk diriku. Jangan kamu balikkan bahwa kamu mau seenakmu itu.
Kawanku,
apabila malammu tidak tenang dan terbayang aku yang selalu jahat dimatamu,
maafkan aku. Bukankah kamu yang melatih bahwa kepuasan tidak semuanya milikmu,
bahwa ketamakan milik dirinya sendiri. Jangan kamu anggap tamak hanyalah
milikmu. Ia mungkin milik zat maha besar didunia ini dan bukan kamu
satu-satunya yang bisa menjadikan itu pertahananmu.
Terimakasih
atas upayamu yang membuatku sadar apa itu rasa sakit, dikhianati, apa itu
dipermalukan, apa itu menertawakan kebodohan sendiri, terimakasih telah
mengingatkan bahwa didunia ini selalu ada yang berlawanan, ada buruk dan baik.
Sekarang,
nikmatilah itu. Nikmatilah indahnya pengkhianatan. Nikmatilah kesegaran
ditinggalkan. Nikmatilah kekesalan yang menyandung-nyandung perjalananmu.
Nikmatilah betapa warna-warninya ketamakanmu sedang memanjakanmu dikasur
tidurmu. Aku hanya mempertahankan pijakan tempatku membawa tas ransel berisi
bekal darimu. Aku hanya menjalani diri sendiri yang tidak pernah meminta kamu melihat
dan kasihaniku. Aku hanya mau kamu tahu, itulah apa yang disebut perjalananmu,
jangan kamu memintaku membersihkan pasir-pasir yang berantakan dikasurmu. Aku
hanya membuat pertahananku, aku hanya membela diriku, tentu tidak setamak kamu,
tidak sepuas kamu, tetapi aku meyakini selamat menikmati hidangan resikomu
itu…. Kawanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar